Senin, 20 Juni 2011

Acronym

oleh Antung Firmandana

Akronim adalah kata-kata yang dibentuk dengan mengambil suara-suara awal (kata atau kata-kata) dari kalimat atau frase dan penulisannya menjadi sebuah kombinasi yang bisa diucapkan sebagai kata yang terpisah. Akronim-akronim itu terdiri dari huruf besar tapi bisa menghilangkan huruf kapital menjadi istilah yang familiar. Juga penting untuk digaris bawahi bahwa beberapa kata memang di ciptakan sebagai akronim, penutur dengan cepat melupakan asal kata/kata aslinya dan akronim menjadi kata yang mandiri. Akronim biasanya digunakan untuk menyingkat nama sebuah organisasi atau istilah yang panjang. Akronim juga kadang digunakan pada istilah tertentu.

SINGKATAN DAN AKRONIM DALAM MEDIA CHATTING DAN SMS
Akronim dan singkatan merupakan bagian dari proses abreviasi. Istilah abreviasi yang dipakai oleh Kridalaksana (1996:159) adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata.
Dari pendapat tadi penulis menyimpulkan bahwa abreviasi dapat berarti pemendekan bentuk sebagai pengganti kata atau frase dengan cara menanggalkan satu atau beberapa bagian leksem. Proses morfologis terjadi dari masukan (input) yang berupa leksem dan keluaran (output) yang berupa kata.
Kridalaksana (1996:162) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk kependekan adalah (1) singkatan, (2) penggalan, (3) akronim, (4) kontraksi, dan (5) lambang huruf. Dalam makalah ini bentuk kependekan (abreviasi) yang akan dibahas dibatasi hanya singkatan dan akronim. Kridalaksana (1996:162) menyebutkan bahwa singkatan adalah satu di antara hasil pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994:945) singkatan adalah (1) hasil menyingkat (memendekkan) yang berupa huruf atau gabungan huruf (misalnya, DPR, KKN, yth.,dsb., dan hlm.), (2) kependekan; ringkasan. Dengan demikian, semua kependekan kata atau frase itu dapat digolongkan ke dalam singkatan. Singkatan juga berarti hasil menyingkat (memendekkan) sehingga akronim merupakan salah satu bentuk singkatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994:18), akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (misalnya, mayjen singkatan dari mayor jenderal, rudal singkatan dari peluru kendali, dan sidak singkatan dari inspeksi mendadak).
Kridalaksana (1996:162) mendefinisikan akronim sebagai proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata. Akronim dianggap sebagai suatu kata contohnya, jika ada seseorang yang mengucapkan paskibraka, orang sudah mengetahui maknanya.
Dapat disimpulkan bahwa singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan huruf. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai satu kata.

Syarat Pembentukan Singkatan dan Akronim
Singkatan digunakan untuk meringkas suatu gagasan dalam berkomunikasi. Penggunaan singkatan dapat menambah kosa kata. Akan tetapi, banyak singkatan yang dihasilkan tidak memperhatikan proses pembentukannya dan tidak melihat hubungan antara singkatan dengan kepanjangannya. Selain itu, singkatan dapat juga menimbulkan keambiguan (banyak makna).
Singkatan-singkatan dibentuk lebih banyak oleh faktor pragmatik daripada fonologis. Jika pembentukan singkatan memperhatikan kaidah, penyimpangan bentuk singkatan tidak banyak terjadi.
Menurut Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (2002: 16), jika diperlukan membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam bahasa Indonesia. (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.


Menurut Amran Tasai, ada sembilan pola singkatan. Sebagai berikut.
1.Pola pertama
Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Singkatan seperti ini adalah singkatan yang umum dipakai baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa asing. Pada singkatan jenis ini tidak diperlukan tanda titik, misalnya KKN (Kuliah Kerja Nyata), PT (Perusahaan Terbatas).
2.Pola Kedua
Pola kedua adalah akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata yang membentuknya, misalnya ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), LAN (Lembaga Administrasi Negara), ASI (Air Susu Ibu).
3.Pola ketiga
Pola ketiga adalah singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf-huruf awal kata. Dalam pembentukannya kita harus menggunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu, misalnya: a.n. (atas nama), u.b. (untuk beliau), u.p. (untuk perhatian)
4.Pola Keempat
Pola keempat adalah singkatan yang terdiri atas huruf–huruf kecil, yang dibentuk dari huruf awal kata yang membentuknya. Singkatan itu terdiri atas tiga huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan, misalnya dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya).
5.Pola Kelima
Pola kelima adalah singkatan yang berupa akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu, bukan hanya huruf awal kata. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga kita sebut akronim. Huruf awal akronim harus ditulis dengan huruf besar, misalnya: Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).
6.Pola Keenam
Akronim pada pola keenam ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil, misalnya: tilang (bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali).
7.Pola Ketujuh
Pola ketujuh adalah singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan pada pola ketujuh ini merupakan singkatan yang khusus karena wujudnya dapat berupa singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata dan dapat pula berbentuk akronnim seperti pola kelima. Yang membedakannya adalah pada pola ketujuh ada penggunaan tanda baca titik. Singkatan pada pola ketujuh ini menggunakan tanda titik pada setiap huruf besar hasil singkatan, misalnya S.H. (Sarjana Hukum), M.Hum (Magister Humaniora).
8.Pola Kedelapan
Pola kedelapan adalah pola singkatan yang berhubungan dengan lambang kimia, ukuran, takaran, timbangan, dan besaran.Singkatan pada pola ini tidak dibenarkan untuk menggunakan tanda titik, misalnya Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram).
9.Pola Kesembilan
Singkatan yang termasuk dalam pola kesembilan ini disebut sebagai “bentuk singkat”. Sebagian besar kata-kata berasal dari bahasa asing. Dalam bentuk singkat ini tidak diperlukan tanda titik, misalnya lab (laboratorium), CafĂ© (cafetaria), memo (memorandum).

Pemakaian Singkatan dan Akronim pada Sarana Chatting di Internet dan SMS
Singkatan pada media Chatting dan SMS hampir serupa. Di internet percakapan dilakukan secara global. Pada awalnya pemakai tidak mengetahui identitas seseorang secara pasti. Hal ini dimungkinkan karena pemakai dapat menggunakan berbagai identitas yang berbeda. Selain itu, pemakai tidak mengetahui siapa yang dituju sebelum lawan bicara kita memberi data pribadinya dengan jelas. Karena bersifat global, bahasa yang digunakan tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Inggris yang merupakan bahasa pergaulan internasional menjadi bahasa yang mau tidak mau harus dimengerti oleh pemakai dunia chatting. Oleh karena itu, pemakai sarana percakapan ini harus orang yang multibahasa. Apalagi, jika si pemakai mencoba untuk memasuki wilayah dengan bahasa yang berbeda. Cara memasuki kelompok bahasa yang berbeda ini akan mudah didapat jika masuk ke ruangan (room) yang disediakan untuk berinteraksi. Keanekaragam ruangan dapat dilihat dari wilayah, jenis keperluan (komputer dan internet, keagamaan, dll). Wilayah (regional) dapat dimulai dari negara yang dituju, contohnya ruangan dengan wilayah (regional) Indonesia. Indonesia terbagi atas beberapa ruangan, misalnya Jakarta Global Chat, Nusantara Global Chat, Bandung, Bali, Jogja. Tiap kota mempunyai channel untuk memudahkan memilih lokasi, tujuan, dan lawan bicaranya. Pengguna sarana chatting ini dengan mudah masuk ke negara lain untuk mengetahui bahasa, adat, dan budaya. Untuk masuk ke wilayah lain, pemakai harus menguasai bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
Dalam SMS pengguna sudah mengetahui siapa orang yang dituju, sehingga bahasa yang akan digunakan pun sudah dapat diketahui, termasuk dalam pemakaian ragam bahasa. Jika akan meng-SMS seseorang yang kedudukannya lebih tinggi, tentu saja ragam bahasa yang dipergunakan cenderung yang resmi dan santun. Berbeda apabila kita akan berkomunikasi SMS dengan teman sebaya, bahasa yang dipergunakan cenderung santai dan tidak resmi.
Untuk pembahasan kali ini, kita memfokuskan pada masalah akronim dan singkatan yang dipergunakan oleh pengguna sarana percakapan. Berikut ini data mengenai singkatan dan akronim dalam media chatting.



Pemakaian Singkatan pada Media Chatting dan SMS
1)Singkatan yang Menggunakan Huruf Awal Kapital
Singkatan berikut ini sesuai dengan pola pertama, dibentuk dari huruf awal pada sebuah kata. Penulisan singkatan itu harus menggunakan huruf kapital dan tidak disertai tanda titik.

a. ASL ‘Age Sex Location’
b. ABG ‘Anak Baru Gede’
c. ACK ‘Aku Cinta Kamu’
d. ASK ‘Aku Suka Kamu’
e. BBG ‘Berangkat Bareng Gue’
f. BF ‘Boy Friend’
g. BMW ‘Be My Wife’ (Jadilah istriku)
h. DLK ‘Dinas Luar Kota’
i. EGP ‘Emang Gue Pikirin’
j. GF ‘Girl Friend’
k. JJ ‘ Jalan-Jalan’
l. KDL ‘Kasihan Deh Lu’
m. JAP ‘Jadikan Aku Pacarmu’
n. OL ‘On line’
o. PM ‘Private Message’ (Pesan Perorangan)

2)Bentuk Singkatan
Bentuk singkatan ini disebut juga pemendekan kata. Dalam istilah komputer, kata yang disingkat semacam ini banyak ditemukan, misalnya disk untuk disket.
a. Perpus ‘Perpustakaan’
b. Co ‘Cowok/Laki-laki’
c. Ce ‘Cewek/Perempuan’
d. Ker ‘Kerja’
e. Kul ‘Kuliah’
f. Pi ‘Pipis’
g. Ok ‘Okay’
h. Dir ‘Directory’
i. Ok ‘Okay’
3) Angka sebagai Pengganti Huruf atau Kata
Penggunaan angka untuk menggantikan sebuah kata atau suku kata ini dipilih berdasarkan kesesuaian bunyi dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Penyingkatan semacam ini merupakan pola baru dalam proses penyingkatan sebuah kata. Hal tersebut tampak pada contoh berikut ini.
a. 1 ‘one, wan’ (satu, wan)
b. 2 ‘two, too, to’ (dua, juga, kepada)
c. 4 ‘four, for’ (empat, untuk)
4) Gabungan Huruf dan Angka
Singkatan berikut ini dibentuk dari gabungan antara huruf dan angka. Angka yang dipilih adalah angka yang memiliki lafal yang sama dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Proses penyingkatan semacam ini kerap menimbulkan kebingungan karena orang harus menebak-nebak terlebih dahulu sebelum mengetahui makna sebenarnya. Hal itu lebih tepat disebut sebagai permainan bahasa yang dipergunakan oleh pemakai media chatting dan SMS.
a. U2 ‘you too’(kamu juga)
b. B4 ‘before’ (sebelum)
c. G8 ‘Great’ (bagus)
d. 5n ‘Fine’ (baik)
e. Se9 ‘Senin’
f. G2 / BG2 ‘Gitu / begitu’
g. B4N ‘Bye For Now’ (Sampai jumpa)
h. 2morow ‘tommorow’ (besok)
i. L8 ‘Late’ (terlambat)
j. L8r ‘Later’ (nanti)
k. G9S ‘Genius’
l. 10tu ‘tentu’
m. 1 st ‘first’ (satu)
n. U1 ‘u first / kamu pertama’
5) Singkatan yang Mengubah Beberapa Huruf
Singkatan semacam ini melesapkan huruf-huruf yang membentuknya atau mengubah kata atau suku kata menjadi sebuah huruf yang lafalnya mirip. Kata yang dibentuk menjadi lebih singkat.
a. Plz “Please’
b. thx ‘Thanks’
c. miz ‘miss’
d. GPP ‘ga pa pa’ (Nggak/Tidak apa-apa)
e. ILU ‘I Love U’
f. IWU ‘ I Owe You’
g. QT ‘kita’
h. GW ‘Gue’
i. C ‘see’ (lihat)
j. D ‘The’ (partikel dalam bahasa Inggris)
k. N ‘and’ (dan)
l. B ‘be’ (jadi)
m. R (are)
n. Yr (your)
o. Urs (yours)
p. Mo (mau)
q. Ga (nggak / tidak)
6) Singkatan yang menghilangkan unsur vokal dalam sebuah kata
Bentuk singkatan dengan pola penghilangan vokallah yang paling banyak digunakan pengguna media chatting dan SMS. Di samping mudah menyingkatnya, hal ini disebabkan karena hampir semua kata dapat disingkat menjadi bentukan semacam ini. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan keambiguan. Contohnya cr adalah singkatan dari cara, cari, dan ciri.
a. BHG ‘Bohong’
b. BGT ‘Banget’
c. BLG ‘ Bilang’
d. BLM ‘Belum’
e. BR ‘baru’
f. BRS ‘beres’
g. CKP ‘Cakep’
h. JD ‘jadi’
i. JG ‘juga’
j. Jgn ‘Jangan’
k. MCT BGT ‘Macet Banget’
l. MSULkeCRZ ‘Miss You Like Crazy’
m. PJM ‘Pinjam’
n. PGL ‘Pulang’
o. PSSDMN ‘Posisi Dimana?’
p. SKT ‘Sakit’
q. BGN ‘Bangun’
r. BS ‘Bisa’
s. CR ‘Cari’
t. KM ‘Kamu’
Pemakaian Akronim
1.Akronim yang Berasal dari Awal Huruf Setiap Kata
Pemendekan huruf awal dari setiap kata yang dilafalkan sebagai sebuah kata disebut akronim. Jenis akronim tersebut hanya sedikit ditemukan dalam data media chatting dan SMS. Berikut ini adalah contohnya.
a. ASAP ‘As Soon As Possible’ (Secepat mungkin)
b. JAP ‘Jadikan Aku Pacarmu’
c. LOL ‘Laugh of Language’ ‘tertawa terbahak-bahak’
2.Akronim yang Ditulis dengan Huruf Kecil
Akronim ini dari penggalan suku kata atau penggalan satu huruf saja. Pemendekan ini dinamakan akronim karena dilafalkan sebagai sebuah kata. Penulisan singkatan semacam ini sebaiknya dituliskan dengan huruf kecil semua. Berikut ini adalah contohnya.
a. asbun ‘asal bunyi’
b. asal ‘asli tapi palsu’
c. nomat ‘nonton hemat’
d. boljug ‘boleh juga’
e. borjug ‘borjuis juga’
f. dores ‘doa restu’
g. jaim ‘jaga image’
h. titi dj ‘hati-hati di jalan’.

BLENDING

Belending adalah peleburan antara dua kata menjadi satu, biasanya bagian pertama dari satu kata digabungkan dengan bagian akhir dari kata yang lain agar hasil dari penggabungan tersebut dapat menggabungkan dua arti asal dari kata-kata tersebut.

Metode pembentukan blending:
1.Awal kata pertama ditambahkan pada akhir kata kedua. Contohnya; Brunch adalah sebuah gabungan dua kata dari breakfast dan lunch. Metode ini adalah metode yang paling umum digunakan dalam blending.
Contoh yang lainnya sebagai berikut :
o broccoli (3) + cauliflower (4) → broccoflower (4)
o breakfast (2) + lunch (1) → brunch (1)
o camera (3) + recorder (3) → camcorder (3)
o education (4) + entertainment (4) → edutainment (4)
o information (4) + commercial (3) → infomercial (4, exception)
o motor (2) + hotel (2) → motel (2)
o simultaneous (5) + broadcast (2) → simulcast (3, exception)
o smoke (1) + fog (1) → smog (1)
o spoon (1) + fork (1) → spork (1)
o stagnation (3) + inflation (3) → stagflation (3)
2.Awal dari satu kata digabungkan dengan kata yang lain. Contohnya; Cyborg adalah gabungan dari cybernetic dan organism.
3.Dua kata digabungkan dengan jarak yang umum pada suara. Contohnya ; gabungan dari californication lagu dari red hot chili peppers adalah gabungan dari california dan fornication.
4.Pembentukan blending dengan cara menggunakan abjad dalam pengurutan pengucapannya. Penyair Lewis Carroll sangat terkenal keahliannya dalam jenis blending ini. Contohnya: slithy adalah gabungan dari lithe dan slimy. Metode ini susah dan jarang digunakan.

CLIPPING
Dalam linguistik klipping adalah proses pembentukan kata yang memotong suatu kata dari bentuk aslinya. Klipping juga dikenal sebagai “pemendekkan”.
Menurut Marchand (1969) klipping tidak mengikuti standar kosa kata dari sebuah bahasa. Istilah tersebut biasanya digunakan dalam grup-grup tertentu seperti sekolah, kemiliteran, polisi dan profesi dalam bidang medis. Contoh : exam(ination), math(ematic), dan lab(oratory).
Tipe-tipe klipping:
1.Back clipping or apocopation
Contohnya:
Ad(advertisement), cable(cablegram), doc(doctor), exam(examination), fax(facsimile), gas(gasoline), gym(gymnasium), math(mathematics), memo(memorandum), mutt(muttonhead), pub(public house0, pop(popular concert), trad(traditional jazz)
2.Fore-clipping
Contohnya:
Chute (parachute), coon(raccoon), gator(alligator), phone(telephone), pike(turnpike), varsity(university).
3.Middle clipping
Contohnya:
Flu(influenza), jams or jammies(pajamas/pyjamas), polly(apollinaris), shrink(head-shinker)
4.Complex clipping
Contohnya:
Cablegram (cable telegram), op art(optical art), org-man(organization man), linocut(lineleum cut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar