Minggu, 19 Juni 2011

HAL-HAL YANG MERUSAK IMAN

Al-Imam Ibnu Taimiyah (661 H - 728 H/ 1263 M-1328 M), seorang Ulama dibidang Usluhuddin berkata; “Iman adalah Aqidah dan amal, sebab itu ia bertambah dan berkurang.”

Keimanan dapat diibaratkan sebatang pohon yang memerlukan siraman pupuk dan penjagaan dari hama. Siraman iman ialah nasihat-nasihat agama, pupuknya adalah ibadah, dan hamanya yaitu segala perbuatan dosa. Hama atau perusak iman dapat berasal dari dirinya sendiri (intern) dan dari luar atau pengaruh lingkungan (ekstern).

Ada beberapa perbuatan yang dapat merusak Iman seorang Muslim:

1. Riya’ (Pamer)
Dikatakan Riya’ apabila seseorang berbuat baik, tetapi ditampakan buat orang lain dengan maksud agar orang lain memuji perbuatan tersebut. Riya’ dapat terjadi sebelum berbuat, ketika sedang berbuat, dan dapat pula sesudah berbuat. Sifat Riya’ dapat di ketahui melalui sikap, ucapan, maupun perbuatan itu sendiri.
Islam mengajarkan kepada kita agar dalam melakukan perbuatan baik didasari dengan niat yang ikhlas karena Allah swt. Ikhlas menurut Islam bukan berati tanpa pamrih. Di dalam Islam di tegaskan bahwa perbuatan baik yang dilakuakan sesorang harus punya pamrih. Perbuatan yang dikalukan tanpa pamrih tidak ada nilainya. Menurut Islam hanya ada satu pamrih yang dibenarkan, yakni ingin mencari ridha Allah atau semata-mata menaati perintah-Nya. Dengan demikian ikhlas yang dimaksud dalam Islam murni hanya karena Allah swt.
Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan orang yang menerima seperti orang menafkahkan hartanya karena Riya’ kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 246)
Selain itu Rasulullah saw bersabda: ”Sesugguhnya segala perbuatan itu dinilai dari niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan” (H.R.Bukhari dan Muslim)

2. Takabur (Sombong)
Takabur atau sombong ialah suatu sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Orang yang takabur selalu memandang bahwa dirinya lebih baik, lebih benar, lebih pandai dan sebagainya dari pada orang lain. Oleh sebab itu, sifat ini termasuk akhlakul madzmumah atau akhlak yang tercela sehingga tidak disukai dalam pergaulan. Sifat atau sikap Takabur akan berdampak negatif bagi diri seseorang dan juga orang lain.
Sifat Takabur wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Allah swt berfirman: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.(QS. Luqman:18-19).

3. Nifaq
Kata Nifaq berasal dari bahasa Arab dan merupakan ”Shigat isim mashdar” yang artinya berpura-pura atau bermuka dua. Kata kerjanya adalah ”naafaqa” yang mengandung arti berbuat pura-pura. Orang yang bermuka dua dan suka berbuat pura-pura di sebut Munafiq.
Secara garis besar munafiq dapat dibagi dua yakni yang berhubungan dengan I’tikad (aqidah) dan yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).
Munafiq yang berhubungan dengan aqidah yakni orang yang mengaku percaya adanya Allah swt, tetapi sebenarnya hatinya tidak percaya. Allah swt berfirman:”Di antara manusia ada yang berkata: ’Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”(QS.Al-Baqarah: 8)
Kemudian Allah swt menegaskan lagi dalam surah selanjutnya. Allah swt berfirman: ”Mereka (orang-orang munafiq itu) hendak memperdayakan Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka tidak memperdayakan melainkan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak sadar. Di hati-hati mereka ada penyakit, maka Allah tambah penyakit kepada mereka, dan adalah bagi mereka siksa yang pedih dengan sebab mereka telah berdusta.”(QS. Al-Baqarah: 9-10)
Sedangkan yang di maksud Munafiq yang berhubungan dengan amaliah ialah yang berhubungan dengan perbuatan nyata dan terdapat dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Allah swt berfirman: ”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:’Kami telah beriman.’Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka menyatakan:’Sesungguhnya kami spendirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (QS. Al-Baqarah: 14)
Ciri-ciri orang munafiq telah ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya: ”Tanda-tanda munafiq ada tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar dan apabila di percaya khianat.” (HR. Bukhari). Sedangkan di alam akhirat, pelaku nifaq itu karena dianggap kafir yang jahat, tentu akan dicampakkan kedalam neraka Jahanam dan ia kekal di dalamnya. Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang munafiq itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”(QS. An-Nisa’:145)

4. Fasiq
Kata Fasiq berasal dari bahasa Arab dan merupakan ”shigat Isim’ fa’il” yang artinya orang yang berbuat jahat atau orang yang berbuat maksiat. Fasiq adalah orang yang sebenarnya mengetahui perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak mematuhinya. Orang fasiq itu pada awalnya termasuk orang yang beriman juga, tetapi karena imannya yang lemah, ia tak mampu mempertahankan diri dari godaan setan dan akhirnya mengikuti semua ajakan setan. Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Dan janganlah kamu menjadi sperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang fasiq.”(QS. Al-Hasyr: 19)
Menurut kaidah Islam, kalau seseorang melakukan kejahatan dan kemaksiatan dengan senang dan bangga, tidak ada rasa menyesal dan rasa malu, maka orang tersebut sebenarnya bukan orang beriman tetapi adalah orang kafir. Allah swt berfirman: ”Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat yang turun itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadan kafir.”(QS. At-Taubah: 125)
Conto-contoh perbuatan jahat dan maksiat yang dilakukan oleh orang fasiq itu banyak, antara lain mencuri, merampok, menganiaya, berzina, mengadu domba, memfitnah dan lainnya. Perbuatan fasiq berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Bahaya bagi diri sendiri, yakni mendapatkan dosa karena tidak menaati Allah dan Rasul-Nya. Bahaya bagi orang lain yakni manimbulkan kerugian dan mala petaka. Allah swt berfirman: ”Dan adapun orang-orang yang fasiq, maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari padanya, mereka di kembalikan lagi kedalamnya dan dikatakan kepada mereka. ”Rasakanlah yang kamu dulu mendustakannya.”(QS. As-Sajadah: 20)

5. Perbuatan Dosa
Dosa adalah sebagai akibat dari tidak melaksanakan perintah Allah yang wajib dan mengerjakan larangan Allah yang haram. Hal ini disebabkan karena imannya yang masih lemah, atau belum memiliki keyakinan kuat kepada kebenaran agamanya. Seseorang yang beriman lemah apabila berulang-ulang melakukan perbuatan dosa dan tidak segera bertobat, tentu dosa itu akan mengotori jiwanya, merusak iman yang ada dalam jiwanya. Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang mengotorinya.” (QS. Asy- Syam:9-10)
Perbuatan dosa dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Bagi diri sendiri, dapat menyebabkan goncangan jiwa, pikiran kacau, hati resah dan cemaskalau perbuatan dosa tersebut diketahui orang lain. Rasulullah saw bersabda: ”Dosa ialah yang merisaukan hatimu dan kamu rela (bila hal itu) diketahui orang lain.”(H.R.Muslim)

Selamatkanlah Iman kita
Setiap muslim wajib melakukan usaha-usaha agar imannya itu bertambah sehingga semakin kuat. Seseorang yang beriman kuat tentu akan senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. Selain itu setiap muslim wajib berusaha memelihara imannya agar tidak rusak apalagi hilang (murtad).
Yang paling penting bagi setiap muslim ialah membentengi diri agar jangan sampai melakukan riya’,takabur, nifaq, fasiq dan perbuatan dosa khusunya dosa syirik. Apa bila sikap dan perbuatan itu tersebut dimiliki dan diperbuat, maka orang tersebut akan celaka dunia dan akhirat.
Dari Abu Bakar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: ”Maukah aku kabarkan pada kalian dosa yang paling besar?”, kami para sahabat menjawab: ”Baiklah, ya Rasullullah.” Beliau bersabda: ”Menyekutukan Allah (syirik) dan durhaka kepada orang tua.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

1 komentar:

  1. kurang lengkap bang.....? yang saya cari itu
    kufur
    syirik
    nifak
    bid'ah
    sihir
    meramal nasib

    kalau bisa dibalas yang bang.....

    BalasHapus