Senin, 20 Juni 2011

KUMPULAN PUISI ANTUNG FIRMANDANA

HAWA SANG BIDADARI SURGA

Saatku melihatmu
Bagai tetesan embun di pagi hari
Secerah awan kala berwarna putih
Sejernih air yang tak pernah keruh
Sebening salju dalam es yang membeku
Sekilau berlian ditanah surgawi
Seindah mutiara di padang lautan
Kala rembulan bersinar di malam hari
Penyempurna kerudung
Yang menjaga kesucianmu
Pada kulit halus lembut selembut sutera
Seorang hawa Sang Bidadari surga

















RINDUKU

Sekilas Ku tatap kembali
Selembar kisah cerita kenangan
Yang dulu pernah mengisi hati

Dalam angan
Berandai sebuah harapan
Orang-orang yang aku miliki
Orang-orang yang aku cintai
Orang-orang yang aku sayangi
Mereka yang kini pergi
Bersama hembusan angin
Dan tenggelamnya mentari
Tuk kembali
Seperti dulu lagi

Namun semua t’lah berlalu
Saat diri ini sendiri
Tinggallah sepi
Perasaan yang sepi
Dengan selimut malam
Dan cahya rembulan










PENYESALAN

Aku tak tahu
Harusnya memulai darimana
Mengikuti sang waktu
Entah akan kemana
Ketika jalan ini tak lagi beretika

Aku tak mengerti
Tak satupun dapat ku genggam
Apakah angan atau cita-cita
Saat waktu yang t’lah berlalu
Kini tak bisa kunikmati lagi
Pergi tanpa ada pesan
Yang tersisa hanyalah kenangan

Mungkin diri ini ta’kan bisa
Karena yang tersisa
Kini tiada lagi berguna
Semuanya t’lah berakhir
Akan segera berakhir















CINTA

Satu perasaan yang ingin aku nyatakan
Aku sayang sama kamu
Satu kegelisahan yang kini meresahkanku
Saat kau tak ada di sampingku
Satu kenyataan yang tak dapat aku pungkiri
Aku merindukan dirimu
Satu harapan yang ingin aku katakan
Jangan pernah kau pergi tinggalkan Daku





















TERDALAM

Kata-kata itu tersimpan
Rasa itupun terpendam
Ketika pilu yang menyelimutiku
Menambah pedih isi di kalbu
Saat aku yang tak pernah mengerti
Kau yang kini selalu berubah
Walau setiap nuansa memiliki arti
Namun mengapa ini terjadi
Kesepian yang membawa rindu
Dalam perih
Hati ini menjerit
Andai kau tahu apa yang kurasa
Mungkin itu tak akan menjadi duka
























BIDADARIKU

Kutemukan sebuah hidup
Saat seutas angin yang bertiup
Membawaku terbang menembus batas

Di angkasa luas ku menjulang rasa
Senyum hangat alam menyapa hari
Sungguh alangkah indah bumi ini

Aku hadir pada kalbu yang kini berseru
Seorang gadis t’lah mengurungku dalam sunyi
Setangkai bunga nan elok dan jelita
Dalam renung . . . . .
Terukir manis namanya dihatiku
Tergambar jelas dirinya dalam pikirku
Dia yang selalu terbayang dalam mimpi
Dia adalah yang pertama mengisi hati ini
Dia adalah cintaku












MERINDUMU

Terlintas dalam hati ini
Satu bait cerita kenangan
Pada lamun yang menyekap diriku
Saat hati merasa rindu
Ingin ku memberi sesuatu
Yang kiranya menyinari wajahmu
Saat bintang tak lagi terang
Kala rembulan tak dapat bersinar
Dunia ini gelap
Saat itu hanya ada kamu
Dengan membawa seberkas cahaya


















KANGEN

Kau yang kini dalam hatiku
Dilangit remang lembut terbenam
Bisaku hanya menyapa
Melihat sepi tanpa dirimu
Aku tungku tanpa api
Itulah arti dirimu berarti
Di bumi hangus hati ini bertanya
Kini bimbang selimuti kalbu
Berharap kau ada disisi bersamaku
Aku merindukanmu . . .



















PELITA HATI

Tak pernah kusangka
Rasa yang menaruh simpati
Sekejap kesan yang membiaskan arti
Kini menyeretku kelorong gelisah
Sebuah pertemuan . . .
Yang menuntun dan menggugah jiwaku
Pada gerakmu
Pada kata-katamu
Pada rinai tawamu
Rasa-rasa itu membimbingku
Hingga ku mengerti
Hadirmu hancurkan segala ragu
Ragu akan hadirnya harapan
Sebuah mimpi yang sempurna
Mimpi terindah yang selama ini kudamba
Impian yang kunanti sepanjang masa
Miliki cintamu bersamaku selamanya













SAHABAT

Yakinkah aku saat ini
Saat dimana kesendirianku
Tak bisa pergi menjauh darimu

Aku merenung
Teringat akan sebuah janji
Janji hidupmu kepada hidupku
Sebuah janji persahabatan
Persahabatan yang abadi
Antara kau dan aku

Kau dan aku selalu untuk bersama
Karena aku menyayangimu
Seperti kau menyayangi diriku
Sampai kapanpun
Dan apapun yang akan terjadi
Kita adalah sahabat













TAK TERBATAS WAKTU

Andai malam dapat berbicara
Mungkin aku takan kesepian
Ketika penantianku hanya untukmu

Setiap saat . . .
Kesetiaanku tak pernah memudar
Karena cintaku hanya milikmu

Bagai lautan yang kering tiada air
Menantikan hujan turun dari langit
Kerinduanku tak pernah berhenti
Walau berjuta godaan mengganggu

Demi cintaku hanya untukmu
Takkan ada selain dirimu
Aku mencintaimu
Tak terbatas waktu












CINTAKU, KASIHMU

Cintamu ibarat lukisan
Rinduku adalah bingkainya
Antara kita memang belum padan
Pemisah hanyalah cermin
Yang tak bernyawa

Adanya hanyalah hayalan
Datanglah berangan yang pertama
Adap resam kita dalam bercinta

Dimanakah letaknya cintamu
Dimulut ataukah dalam hati

Andai maksud
Belenggukanlah nafasku
Pasti kau tahu
Yang mana kasihmu sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar